Di ujung
waktuku, kau tolak cintaku dalam kesunyian yang merayapi. Kau tusuk hatiku
dengan seriu pisau. Sakit sekali rasanya. Hujan senantiasa membasahi di malam
yang sepi ini. Aku terduduk sendirian tanpa harapan. Semua khayalanku pun musnah
ditelan oleh badai yang besar. Aku hanya bisa menatap kumpulan kupu-kupu yang
seolah memberiku senyum kehangatan. Tapi semua itu hanya sia-sia. Aku selalu
terjebak dalam lembah kesedihan yang sangat sulit ditanjaki. Seberapa
berusahanya ku takkan bisa menembus lembah itu. Sosok bayanganmu kembali menghantui
pikiranku. Membuatku ingin sekali jauh darimu. Kau sangat tidak berperasaan.
Yang kau lihat hanya rumah kecilku. Bahkan kau tak sekalipun melihat isi
rumahku. Kau melihatku sebagai orang terasing padahal semua yang kau lihat
adalah tipuan belaka. Cintaku bertepuk sebelah tangan tanpa alasan yang jelas.
Aku terlanjur cinta kepadamu. Sulit sekali bagiku untuk berpaling darimu.
Mungkin ini juga memang jalan takdirku hanya bisa mencintai tanpa dicintai.
Tapi asal bisa melihatmu tersenyum aku pun sudah bahagia. Kuingin kau tahu aku
begitu tulus mencintaimu sepenuh hati.
By : Noor Vitria Ayu
PS : Puisi ini dibuat saat Novita lagi benar-benar galau banget. Tapi bukan gara-gara cowok lo! Entah ini disebut puisi, prosa, atau malah curhatan engga jelas. Hehe ^^
Komentar
Posting Komentar