Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Desahan Mimpi

Hujan turun perlahan membasahi gemerisik dedaunan yang bergoyang sayu. Sayap-sayap indah beterbangan menghiasi indahnya biru langit yang bercampur dengan alam. Embun yang terbang secepat kilat menerpa jutaan dedaunan yang pergi tanpa menghilangkan jejak. Angin pagi bersenanndung kecil mengingatkan pada serpihan luka yang telah terkubur lama. Semua mimpi itu menjadi nyata. Terbang bagai sayap yang tak bertuan. Dalam diamnya, dia menangis. Dalam angannya, dia menjerit. Dalam tawanya, dia merintih. Terlalu banyak kesempurnaan yang tak dapat terlihat. Tertutupi manusia yang sering meraung. Berkaca dalam pelukan harpa. Mengalunkan jiwanya tuk bersua. Dalam kesunyian kita saling bersitatap. Jatuhkan dirimu dalam gelombang sua. dentuman-dentuman itu ingin segera meledak keluar dari tubuhku. Arwah apa yang terbang tak meninggalkan tubuh itu. Pelangi yang seolah mencengkram bahuku. Pindah kian dalam selimut prosa. By : Noor Vitria Ayu

“Dilema Cinta” (Prosa)

Kau itu sangatlah aneh. Tapi aku suka semua keanehanmu. Disaat semua orang peduli padaku, hanya kaulah sendiri yang bersikap acuh tak acuh kepadaku. Tetapi disaat semua orang mengacuhkanku, hanya kaulah satu-satunya orang yang peduli padaku dan merangkulku disaat bersamaan. Perasaan ini sangatlah aneh. Aku berusaha mencegah rasa itu ada, tetapi dengan kerasnya rasa ini menghantam hatiku bagai meteor. Suka bukan, cinta juga, apalagi sayang. Atau aku yang tak mau mengakui perasaanku? Rasa ini seolah tak dapat dibendung lagi. Suatu perasaan yang aneh yang sampai merasuki otakku. Setiap kata yang terlontar dari mulut manismu, selalu tersimpan rapi dalam memori otakku. Senyummu itu mampu membuat hatiku meleleh. Sifat cuekmu itu malah semakin menguatkan rasa penasaraku. Yang tiap hari selalu memenuhi isi otakku. Bahkan sifat burukmu hanya membuatku benci sesaat. Setelah itu aku pasti dengan rela hati memaafkanmu. By : Noor Vitria Ayu Note : Ini prosa paling aneh yang aku buat. Pro

“Guncangan Interstellar”

Beritakan pada dunia. Bahwa aku telah sampai pada tepi . Untuk menyelamatkan mereka. Kini melayang di tengah ruang. Di mana tak berpisah malam dengan siang. Hanya lautan yang hampa dipenuhi cemerlang bintang. Tak ada lagi cita-cita. Sebab semua telah terbang bersama kereta ruang ke jagat tak berhuni. Berilah aku satu kata puisi. Daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji . Yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi . Bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang. Jagat begitu dalam, jagat begitu diam. Aku makin jauh, makin jauh . Dari bumi yang kukasih. Hati makin sepi. Jagat begitu tenang. Makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah. Demi menyelematkan penduduk Bumi. Berjuta planet telah kulintasi. Tak satu pun ku menemukan tempat berteduh. Satu kuhampiri satu itu juga menjauh. Hanya berbekal keingintahuan dan pengorbanan. Badai dan rintangan telah kuhadapi. Ingin rasanya ku kembali. Rindu semuanya.