Dunia perkuliahan bisa jadi merupakan awal dari
kebijakan menentukan masa depan. Sebelum menyandang status sebagai mahasiswa,
kita akan dihadapkan oleh serangkaian dilema dalam memilih jurusan yang tepat.
Mulai dari keinginan orang tua, keinginan kita, ikut-ikutan milih jurusan
favorit, ikut-ikutan teman SMA, sampai pada alasan “Yang penting kuliah, biar
nggak keliatan nganggur.” Karena dilema itu pula, bahkan kita lupa pada
cita-cita yang dulu kita gantung tinggi di ranting pohon sudut lokal ketika
masih kelas 1 SD. Ketika ditanya, “Apa cita-citamu?” Dengan sangat yakin, wajah
polos kita menjawab,
“Dokter”
“Polisi”
“Pilot”
“Guru”
“Artis”
“Tentara”
Namun, semakin usia bertambah, banyak dari kita yang
lupa pada cita-cita itu. Mungkin karena berkurangnya minat, atau karena harus
menghadapi realita yang memang nggak kita pikirkan dari awal.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia memang nggak begitu
difavoritkan oleh kebanyakan orang dan calon mahasiswa. Mereka menganggap bahwa
jurusan Bahasa Indonesia tidak mempunyai peluang yang bagus untuk mengahadapi
dunia kerja setelah lulus kuliah. Pada kenyataanya, semua jurusan itu sama
saja. Tergantung keseriusan mahasiswa yang menjalani. Kalau kita menekuni dan
menjadi ahli di jurusan yang dianggap paling buruk sekalipun,
kita juga memiliki peluang yang sama dengan mahasiswa jurusan lain. Sebaliknya,
walaupun kita kuliah di jurusan paling favorit tapi dijalani dengan
asal-asalan, ujung-ujungnya hanya akan ada penyesalan.
Berikut ini suka-duka menjadi mahasiswa Bahasa dan
Sastra Indonesia
1. Semester awal. Kamu
akan menghadapi cemooh dari orang-orang yang meremehkan jurusan yang sudah kamu
jadikan pilihan
Mahasiswa Baru via https://www.google.com
Hampir siapa saja dan dimana
saja, ketika kamu baru menyandang status sebagai mahasiswa, kamu akan ditanya
“Kuliah di jurusan apa?”
A : Lo kuliah jurusan apa?
Kamu : Bahasa
Indonesia (Dengan bangganya menjawab)
A : Oh! (muka
datar)
B : Hahaha. Nanti
mau jadi apa? Nenek gue gak pernah belajar bahasa Indonesia, tapi bisa juga
Kamu : (Diam,
senyum kecil, nunduk)
Pertanyaan dan tanggapan remeh
seperti itu akan dilontarkan dimana saja oleh mereka yang nggak ngerti dengan
apa yang sedang kamu jalani. Pada semester awal, kamu memang belum akan bisa
membela diri dari sikap anggap remeh dari orang-orang yang seperti itu. Karena
kamu belum terlalu paham pentingnya bahasa Indonesia. Pengetahuan kamu masih
sama seperti orang-orang awam yang belum mempelajari bahasa Indonesia
seutuhnya. Kabar baiknya, kamu tidak sendiri karena ada teman-teman sejurusan
yang mengalami hal yang sama.
2.
Tidak hanya itu, di lingkungan masyarakat kamu juga akan serba salah dalam
berbahasa
Salah Ngomong via https://www.google.com
Kamu akan dianggap sebagai KBBI
berjalan, ketika ada yang nanya, tentang makna suatu kata misalnya, lalu kamu
tidak bisa jawab, kamu akan dicap sebagai mahasiswa bodoh. Padahal, nggak ada
yang bisa menghafal semua makna dari jutaan kata di KBBI. Atau dalam pergaulan
sehari-hari, ketika kamu salah sedikit saja dalam berbahasa, kamu makin dicap
sebagai mahasiswa paling bodoh.
Katanya lo anak bahasa Indonesia, masa gitu aja nggak tau.
Sebaliknya, ketika kamu ngomong
pakai bahasa yang baik dan benar, kamu malah ditertawakan karena bahasa yang
kamu pakai terlalu kaku. Terserah kalianlah!
3.
Masih semester awal. Kamu semakin ragu untuk menyukai bahasa Indonesia setelah
melihat daftar mata kuliah yang ada
Mahasiswa Galau
via https://www.google.com
Tidak seperti jurusan lain yang
memiliki nama-nama mata kuliah yang dianggap keren. Kuliah di jurusan Bahasa
Indonesia, apalagi semester awal, kamu memang akan tertawa kecil melihat daftar
mata kuliahnya. Sebut saja Dasar-Dasar Menulis, Menyimak, Berbicara, Membaca.
Seperti pelajaran anak SD? Ah, sudahlah.
Tapi itu hanya semester awal.
Namanya juga belajar, semuanya diawali dari dasar.
4.
Semester pertengahan. Kamu sedang menjalani proses penting dalam menyukai
jurusanmu. Di sini kamu akan melihat siapa yang masih bertahan, dan siapa yang
menyerah kemudian pergi ke lain pilihan
Mahasiswa Galau
via https://www.google.com
Pada semester ini, adalah
masa-masa dilema tahap ke dua. Kamu masih sedang berusaha mencari alasan untuk
mencintai bahasa Indonesia. Beberapa teman sejurusan sudah ada yang keluar dan
pindah ke jurusan lain. Mungkin karena nggak tahan degan cemooh orang lain,
sadar bahwa salah jurusan, atau mungkin karena memang gak cinta bahasa
Indonesia. Karena memang nggak ada cinta yang bisa dipaksakan. Tapi
masih banyak juga yang bertahan. Meraka yang bertahan juga memiliki alasan yang
beragam. Ada yang memang karena menyukai bahasa Indonesia, sudah terlanjur
nyaman bersama teman-teman sejurusan, kepalang tanggung untuk pindah jurusan.
Bahkan ada juga yang masih labil, entah suka, entah tidak, yang jelas jalani
aja dulu. Beberapa orang yang masih labil biasanya akan sering bolos kuliah,
karena pikirannya tak menentu. Namanya juga masih labil, kayak cewek 17 tahun.
5.
Masih semester pertengahan. Kamu mulai menyukai Bahasa Indonesia, dan menemukan
alasan mengapa kamu cinta
Mahasiswa Bahagia
via https://www.google.com
Pada semester ini, kamu mulai
berpikir bagaimana kalau seandainya bahasa Indonesia dihapuskan dari mata
pelajaran SD sampai SMA? Tentu generasi berikutnya, hanya akan ada generasi
yang nggak pandai berbahasa yang baik, nggak punya etika berbahasa, pasti akan
muncul kekacauan. Dari sini kamu mulai sadar, dengan menjadi guru bahasa,
kamulah salah satu dari orang-orang yang akan menyelamatkan bahasa persatuan
ini. Lebih dari 40 negara asing saat ini yang mempelajari bahasa Indonesia,
bahkan menjadikan mata pelajaran wajib di sekolah-sekolahnya. Bangsa asing saja
mempelajari bahasa Indonesia. Lah, Kita? Lagi pula, setelah
kamu mengetahui berbagai informasi, lapangan pekerjaan terbuka luas untuk
jurusan Bahasa Indonesia. Mulai dari wartawan, guru/dosen, penulis buku,
pembicara dan masih banyak lagi. Bahkan semua bidang pekerjaan saat ini butuh
orang-orang yang ahli dalam bidang bahasa. Dari bidang perkantoran, perbankan sampai
ke perindustrian. Bahkan di tengah kemajuan industri kreatif saat ini, kamu
bisa menjadi penulis skenario film, penulis lirik lagu dan masih banyak lagi
asal kamu betul-betul mendalami. Jadi kamu tak perlu khawatir tidak akan
mendapatkan pekerjaan seperti apa yang kamu bayangkan pada semester awal.
Orang-orang yang menganggap remeh bahasa Indonesia hanya karena mereka tidak
memahaminya secara utuh. Memang susah menjelaskan yang satu ini pada mereka.
6.
Setelah mencintai, kamu mulai menekuni bidang yang paling kamu sukai
Teater Mahasiswa
via http://instagram.com
Di sini kamu akan menemukan
passion kamu. Kamu yang hobi bikin puisi akan sering nulis kata-kata indah,
pada awalnya hanya di media sosial. Bahkan tak jarang orang-orang mengagumi
karya sederhana kamu itu. Yang tadinya meremehkan kamu karena kuliah di jurusan
ini, sekarang malah memuji, bertepuk tangan dan mengacungkan jempol untuk kamu.
Ada yang minta dibuatkan, tak sedikit pula ada yang PDKT bahkan sukasama
kamu karena sering baca tulisan-tulisan kamu di media sosial. Setelah kamu
tekuni lagi, kamu mulai ikut lomba-lomba menulis, karya kamu semakin
diapresiasi oleh orang banyak. Bagi yang hobi nulis artikel, mereka mulai
mengirimkannya ke berbagai media. Dibaca dan bermanfaat bagi orang banyak. Yang
hobi teater, mereka akan sering menggelar pertunjukan-pertunjukan di sekitar
kampus, ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Bagi yang hobi nulis cerita,
mereka mulai bikin cerpen/novel, banyak penerbit yang akan menerima karya
mereka. Bahkan saat ini, banyak orang-orang yang sukses menekuni apa yang
mereka sukai ketika masih menjadi mahasiswa.
7.
Semester akhir. Menyelesaikan skripsi atau melanjutkan karya yang sudah
terlanjur membuat jatuh hati
Galau Skripsi via https://www.google.com
Pada semester ini, kamu akan
mengalami dilema tahap ke tiga. Dilema pertama saat memilih jurusan, dilema
ke dua saat bertahan di jurusan, dan dilema ke tiga saat kamu diharuskan
memilih antara setia berkarya, atau selingkuh dengan skripsi. Kebanyakan mahasiswa
Bahasa dan Sastra Indonesia telat lulus karena mereka terlalu fokus pada karya,
sehingga skripsi menjadi terlupakan. Anak teater sibuk pementasan ke luar kota,
wartawan muda sibuk mencari berita, dan penulis buku yang tiap hari dihantui
penerbit sekaligus dosen pembimbing. Sebagian teman-teman kamu yang rela
berpaling pada skripsi untuk sementara waktu, bisa lulus dengan cepat.
Sebagiannya lagi, tak mau berpaling karena sudah terlanjur jatuh hati. Padahal,
bila mereka mau fokus pada skripsi sebentar saja, mereka juga akan cepat lulus,
karena menulis sudah mereka pelajari dari awal perkuliahan, jadi nggak akan
terlalu sulit.
8.
Pada akhirnya, kamu juga akan wisuda, siap kembali berkarya dan melakukan apa
yang kamu cinta
Tanggungjawab Baru
via https://www.google.com
Setelah semuanya kamu tekuni
dengan sabar dan ikhlas. Percayalah, cepat atau lambat maka kamu akan merasakan
keberhasilan meraih cita-cita.
Sumber : Hipwee
Sumber : Hipwee
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus