Langsung ke konten utama

Rasa yang Terpendam Dalam Tasbih

‘Aku menyukainya. Mungkin aku sekarang malah sudah mempunyai rasa yang lebih dalam dari sekedar menyukai. Tapi sepertinya dia tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Bagaimana dia bisa mempunyai perasaan yang sama jika dia saja tidak pernah melirikku walau aku berada di hadapannya, tidak pernah berbicara denganku kecuali aku yang memulai duluan, dan juga tidak pernah tersenyum kecuali jika aku yang duluan memulai. Dia berbeda dari semua perempuan yang pernah kusukai. Dia satu-satunya perempuan yang aku tidak berani mendekatinya apalagi modus, tidak seperti mantan pacarku dahulu yang selalu aku modusin. Rasanya segan sekali, bahkan hanya sekedar untuk menyapanya. Untuk berbicara dengannya saja, aku membutuhkan keberanian yang luar biasa dan itu pun aku bersusah payah merangkai kata dan topik yang tepat sehingga dia bisa menerima. Aku tidak ingin menyerah, aku ingin mendapatkannya, tapi aku tidak tahu, disisi lain aku seperti tidak pantas untuknya, selain itu aku bukan tipenya. Aku pernah baca biodatanya, bahwa dia menginginkan calon suami yang hafidz dan selalu shalat berjamaah di masjid. Aku merasa tidak mampu memenuhi kriterianya. Tapi aku ingin berusaha agar bisa menjadi lelaki yang pantas mendampinginya. Mulai saat ini aku akan berhijrah. Doakan aku ya sobat’ 

Suaranya yang biasanya terdengar humoris itu kini berubah menjadi nada frustrasi. Tak sengaja aku ingin melewati ruangan itu dan mendengar curahan hatinya pada sahabatnya. Aku terdiam beberapa lama dibalik pintu. Hatiku berdesir saat mendengarnya. Tak kusangka bahwa dia mempunyai rasa dan mimpi yang sebegitu dalamnya terhadapku. Haruskah kuberi tahu bahwa aku pun memiliki rasa yang sama untuknya? Haruskah kuberi tahu bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan dan aku mendukung dia untuk berhijrah dan berusaha menjadi calon imam yang baik untukku? Tapi  jawabanku adalah TIDAK! Aku tidak boleh memberitahu perasaanku padanya. Biarlah ini menjadi rahasiaku dan Allah saja. Biarlah dia tidak tahu bagaimana cintaku padanya juga sudah sedalam samudera. Bahkan kalau bisa aku ingin rasaku ini terkubur dalam bahkan sampai seumur hidupku hingga dia tidak akan pernah mengetahuinya. Biarlah itu menjadi urusan Rabbi-ku. Biarlah ia yang mengatur. Akan lebih baik jika perasaan ini dibiarkan begini saja. Tak perlu ada yang tahu. Karena aku takut jika dia tahu, setan malah akan menjerumuskanku dan dia kedalam hubungan yang tidak diridhoi-Nya. Aku tidak mau itu terjadi. Jika benar dia nanti yang akan menjadi penggenap imanku, aku akan sangat bersyukur pada-Mu Yaa Rabb. Tapi jika bukan dia pun, aku siap menerima karena aku yakin pilihanmu yang terbaik dan aku akan berdoa semoga Engkau memberikannya jodoh yang jauh lebih baik daripada aku.


Biarlah rasa ini tetap tersimpan rapi didalam hatiku. Karena dengan cara ini aku bahagia. 💗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Memang Karena Cinta Atau Hanya Pelarian Saja?

Dunia perkuliahan bisa jadi merupakan awal dari kebijakan menentukan masa depan. Sebelum menyandang status sebagai mahasiswa, kita akan dihadapkan oleh serangkaian dilema dalam memilih jurusan yang tepat. Mulai dari keinginan orang tua, keinginan kita, ikut-ikutan milih jurusan favorit, ikut-ikutan teman SMA, sampai pada alasan “Yang penting kuliah, biar nggak keliatan nganggur.” Karena dilema itu pula, bahkan kita lupa pada cita-cita yang dulu kita gantung tinggi di ranting pohon sudut lokal ketika masih kelas 1 SD. Ketika ditanya, “Apa cita-citamu?” Dengan sangat yakin, wajah polos kita menjawab, “Dokter” “Polisi” “Pilot” “Guru” “Artis” “Tentara” Namun, semakin usia bertambah, banyak dari kita yang lupa pada cita-cita itu. Mungkin karena berkurangnya minat, atau karena harus menghadapi realita yang memang nggak kita pikirkan dari awal. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia memang nggak begitu difavoritkan oleh kebanyakan orang dan calon mahasiswa. Mereka menganggap ba

“A Little Fact About Melancholist”

Pada kesempatan ini, saya akan mengemukakan beberapa fakta yang sudah saya saring dari beberapa informasi dan yang pasti dari pemikiran saya sendiri mengenai seorang melankolis. Karena jujur saya sendiri adalah seorang melankolis. Banyak orang yang bilang kalau pribadi melankolis adalah pribadi yang kurang bisa merasakan perasaan bahagia di dunia ini. Eits, itu ternyata salah besar lho! Ini nih beberapa hal yang membantu untuk mengenali pribadi melankolis lebih dalam. Berikut beberapa faktanya, check it out! Seorang melankolis itu bukanlahseorang yang lemah, pemurung, dan tidak bisa menikmati indahnya hidup. Justru sebenarnya seorang melankolislah yang paling menikmati hidup. Mengapa? Karena seorang melankolislah yang sangat mengerti akan keindahan estetika kehidupan.  Dialah bibit dari suatu kesempurnaan dan keindahan di dunia. Tanpa seorang melankolis, dunia ini akan hancur sama seperti tidak mempunyai jiwa lagi. Tetapi terkadang kelemahan seorang  melankolis adalah dia j

My Worst Suspense Day

Halo sahabat blogger^^ Hari ini adalah sidang Student Research. Wow it's so fabulous! Deg-deg'an sudah dari pagi. Karena ini menyangkut dengan kenaikan kelas huufft. Selain rasa tegang, rasa s sedih pun ikut menggelayuti pikiranku. Yeaah I'm feel alone. So bad today. I'm missing my best friend too much. When she comes back? Aaah beginilah rasanya ditinggal sahabat. Kapan dia masuk sekolah lagi ya? Sedih rasanya tidak ada yang bisa diajak bercanda dan curhat lagi. And I'm so sick again. Dizzy head! Maag kambuh woah that a worst day but I must be cheerful and be proud to my parents. Okay bye sahabat blogger, pokoknya harus semangat lha, HWAITING!!! \^0^/ Salam blogger~