‘Aku
menyukainya. Mungkin aku sekarang malah sudah mempunyai rasa yang lebih dalam
dari sekedar menyukai. Tapi sepertinya dia tidak mempunyai perasaan yang sama
denganku. Bagaimana dia bisa mempunyai perasaan yang sama jika dia saja tidak
pernah melirikku walau aku berada di hadapannya, tidak pernah berbicara
denganku kecuali aku yang memulai duluan, dan juga tidak pernah tersenyum
kecuali jika aku yang duluan memulai. Dia berbeda dari semua perempuan yang
pernah kusukai. Dia satu-satunya perempuan yang aku tidak berani mendekatinya apalagi modus,
tidak seperti mantan pacarku dahulu yang selalu aku modusin. Rasanya segan
sekali, bahkan hanya sekedar untuk menyapanya. Untuk berbicara dengannya saja,
aku membutuhkan keberanian yang luar biasa dan itu pun aku bersusah payah
merangkai kata dan topik yang tepat sehingga dia bisa menerima. Aku tidak ingin
menyerah, aku ingin mendapatkannya, tapi aku tidak tahu, disisi lain aku
seperti tidak pantas untuknya, selain itu aku bukan tipenya. Aku pernah baca
biodatanya, bahwa dia menginginkan calon suami yang hafidz dan selalu shalat
berjamaah di masjid. Aku merasa tidak mampu memenuhi kriterianya. Tapi aku
ingin berusaha agar bisa menjadi lelaki yang pantas mendampinginya. Mulai saat ini aku akan berhijrah. Doakan aku ya sobat’
Suaranya yang
biasanya terdengar humoris itu kini berubah menjadi nada frustrasi. Tak sengaja
aku ingin melewati ruangan itu dan mendengar curahan hatinya pada sahabatnya. Aku
terdiam beberapa lama dibalik pintu. Hatiku berdesir saat mendengarnya. Tak kusangka
bahwa dia mempunyai rasa dan mimpi yang sebegitu dalamnya terhadapku. Haruskah kuberi
tahu bahwa aku pun memiliki rasa yang sama untuknya? Haruskah kuberi tahu bahwa
cintanya tidak bertepuk sebelah tangan dan aku mendukung dia untuk berhijrah
dan berusaha menjadi calon imam yang baik untukku? Tapi jawabanku adalah TIDAK! Aku tidak boleh
memberitahu perasaanku padanya. Biarlah ini menjadi rahasiaku dan Allah saja. Biarlah
dia tidak tahu bagaimana cintaku padanya juga sudah sedalam samudera. Bahkan kalau
bisa aku ingin rasaku ini terkubur dalam bahkan sampai seumur hidupku hingga
dia tidak akan pernah mengetahuinya. Biarlah itu menjadi urusan Rabbi-ku. Biarlah
ia yang mengatur. Akan lebih baik jika perasaan ini dibiarkan begini saja. Tak perlu
ada yang tahu. Karena aku takut jika dia tahu, setan malah akan menjerumuskanku
dan dia kedalam hubungan yang tidak diridhoi-Nya. Aku tidak mau itu terjadi. Jika
benar dia nanti yang akan menjadi penggenap imanku, aku akan sangat bersyukur
pada-Mu Yaa Rabb. Tapi jika bukan dia pun, aku siap menerima karena aku yakin
pilihanmu yang terbaik dan aku akan berdoa semoga Engkau memberikannya jodoh
yang jauh lebih baik daripada aku.
Biarlah rasa ini
tetap tersimpan rapi didalam hatiku. Karena dengan cara ini aku bahagia. 💗
Komentar
Posting Komentar